Asale
usule kota MADIUN
Konon dahulu kala ada seorang Bupati yang mempunyai seorang pembantu,
dia punya nama Pembayun. Sang adi pati sangat gemar mengembara dengan pembantu
kesayangannya itu.
Di petang itu mereka berdua pergi ke suatu desa terpencil yang masih
teramat sepi dan jarang sekali penduduknya. Mereka pergi untuk berburu
binatang, singkat cerita mereka tiba ditempat tujuan dan lekas ke dalam desa
tersebut.
Terlalu asik mereka berburu semakin jauh mengejar buruannya dan akhirnya
mereka berdua terpisah dengan jalurnya masing-masing, sang adi pati mulai
menyadari
“Saya dimana,
apakah saya tersesat…”ujarnya. (dengan mimik
kebingunggan), ia pun mulai mencari jalan yang dilaluinya tadi, karena terlalu
jauh dan bertikuk ia lupa arah yang dilewatinya. Haripun mulai gelap, angin
semakin dingin, suara binatang banyak terdengar hanya diterangi bulan bintang
dunia.
Kebingunganlah sang adi pati “Pembayun
kau dimana!…..” telah capek ia berteriak sepanjang jalan, dari suatu sudut ia
malihat banyangan putih, ia mulai khawatir tentang fikirannya itu selalu
menepis tentang fikirnya. “mungkin hanyalah bayanganku” tetapi ia
bergerak-gerak. Tak kuat lagi ia menahan gelombang adrenalinnya. Lugas spontan
ia berteriak
Mediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………………Yuuuuuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.poconggg
Yang dalam
arti bahasa Jawa Medi : TAKUT. Yun :
yang berarti memanggil pembantunya itu. Nah saat itu juga warga ada yang
mendengar dan berdatangan memberi pertolongan.
Sejak saat kejadian itulah Desa
tersebut di beri nama MADIUN dan sampai sekarang masih ada
di Propinsi Jawa Timur, Desa Sangen, Kecamatan Geger, kabupaten MADIUN.
Itu adalah
tempat Ibuku dan Aku dilahirkan ….
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus